Saturday, February 14, 2015

THIS IS NOT A REVIEW: The Man with the Iron Fists

Starring: - Robin Fitzgerald Diggs (G.I. JOE: Retaliation, Brick Mansions) sebagai The Blacksmith
              - Russell Crowe (Gladiator, The Next Three Days) sebagai Jack The Ripper Knife
              - Rick Yune (Olympus has Fallen) sebagai X-Blade
              - Byron Mann (Street Fighter) sebagai Silver Lion
              - Dave Bautista (Smek Daun WWE) sebagai Brass Body 
Budget: 20 juta Dollar
Box Office: angka-diatas-ditambah-0.25 juta Dollar
Genre: Martial Arts

Setelah sekian banyaknya film adu gebuk ala China dan Hong Kong yang gue tonton dalam hidup gue, datanglah si satu ini. Dari judulnya aja, kita udah tahu tokoh utama (atau minimal, tokoh) dalam film ini. Seseorang dengan tangan, atau seenggaknya, tinju besi. Jujur, udah banyak istilah Iron Fists atau Tangan Besi dalam dunia film yang gue tonton, bahkan ada di game juga. Yah Tekken itu. Bahasa Jepang dari Tangan Besi adalah Tekken. Pengetahuan Baru! *JRENG*
Apa sih yang sesungguhnya membuat film in beda dari film CIIIAATTT! lainnya?
Gue sempet kira ini adalah jenis-jenis film itu yang bener-bener stylistic, dan menurut gue mungkin menggambarkan dunia Asia Tradisional dari sudut pandang orang bule. Anggeplah kayak 47 Ronin.
Gue juga ngira film ini orientasinya lebih ke arah light-hearted kayak film-berantem-apapun-yang-ada-Jackie-Chan-nya. Semua jenis film yang ada Jackie Chan-nya, atau mungkin kayak Kung Fu Hustle, seserius apapun tema atau cerita yang dibawakan, pasti ada aja lucu-lucuannya. Bahkan di adegan-adegan adu bogem paling tegang pun. Apalagi dengan tokoh utama yang bukan bule tradisional, kayak Michael Angarano di Forbidden Kingdom, atau Keanu Reeves di, yah, 47 Ronin. Tapi disini adalah seorang Afro, yaitu rapper RZA yang gue sebutin nama aslinya diatas. Maksud gue, come on, RZA!
Akhirnya, apakah beneran kayak gitu?

Rap Fu
RZA disini bukan hanya sebagai aktor. Dia juga pemeran dalam film ini. Dan bukan pemeran orang lewat. Dia adalah si protagonis Thaddeus Henry Smith, yang lebih sering dipanggil The Blacksmith. Dan dia bukan cuma protagonis. Dia kurang lebih yang bikin film ini. Yep, dia sutradara. Padahal ini sebenernya film pertamanya sebagai sutradara, dan sebenernya dia gak punya pengalaman di bidang ini dalam bentuk apapun. Lagian kerjaan dia juga bukan aktor, tapi rapper. Pencetus Wu-Tang Clan (yang sayangnya gue gak kenal). Gila, apa-apaan nih?!
Sebagai hasil dari latar belakangnya sebagai penyanyi-cepat, jelas dia menyalurkan, er, bakatnya dalam film ini. Yep, soundtrack dari film ini kebanyakan adalah lagu rap. Dalam setting China. Lagu dan score dari film ini kebanyakan berasal dari group-nya, The Wu-Tang Clan, RZA sendiri, dan Kanye West. Mikir aja sih, apakah dua unsur dari dua belahan dunia ini bakal nimbrung dengan baik?
Gue jelasin, ya.. 
Experimen RZA dalam memadukan unsur yang barat banget ke dalam unsur yang timur banget itu gak gagal. GAK. GAGAL. Harus gue akuin, memang adegan-adegan action dalam film diiringi oleh lagu rap kedengeran cocok. Maklum, dalam berbagai adegan action di film-film dimanapun, diiringi oleh score yang sesuai dengan suasana film. Kadang-kadang lagu berupa rap juga. Meskipun tidak semua lagu berantem dalam film ini terbuat dari unsur rap, namun mayoritas ya, rap itu. Dan score-score yang tidak terbuat dari rap dibuat oleh RZA itu sendiri, jadinya ada unsur baratnya juga, meskipun bukan rap. Bagus, pendapat gue. Lagu rap meskipun tidak membuat adegan action epic, tapi membuat adegan-adegan tersebut menjadi terkesan ringan dan asyik, betapa banyaknya orang yang terbunuh dalam adegan itu. Tidak terkesan terlalu serius, atau terlalu menegangkan, atau sadis. Jadinya sering ditaro di adegan-adegan yang hanya berperan sebagai sampingan dalam cerita. 

The Ripper and the Smith
Penokohan dalam film ini dibagi menjadi 2 (dua)(two). Orang yang ngegebuk dan orang yang digebukin. Semua sama aja. Minimal menurut gue. Kecuali dua orang. Yaitu The Blacksmith (RZA), dan Jack "Knife" C. Wales (Russell Crowe). Mereka ya secara kebetulan adalah dua dari tiga bule mayor di film ini. Yang ketiga? Brass Body (Dave Bautista), yang sayangnya masuk kategori penokohan pertama. 
The Blacksmith diperankan oleh Pak Sut dari film ini, RZA. Anehnya, meskipun dia adalah tokoh paling utama dalam film ini (bahkan teknisnya judul film ini adalah julukan dia), dia tidak terlalu terlibat dalam main plot dari film ini. Dia lebih berperan sebagai narrator dari cerita. RZA memerankan Blacksmith dengan lumayan, bahkan untuk ukuran Pak-Sut-sekaligus-aktor-yang-tidak-berpengalaman. Dengan pemeranan RZA, Smith terkesan kalem, tapi pakem. Dengan logat, suara, dan tampang yang selalu ngantuk, orang bisa ngira dia gak niat bangun dari tempat tidur. Tapi menurut gue, ini menyumbangkan sedikit saja untuk unsur badass dia, sebagai salah satu dari tiga protagonis dalam cerita. Singkat cerita, menurut gue, Iron Fists yang dia dapatkan di tiga perempat cerita didukung dengan baik oleh akting RZA. 
Dan ada Jack Knife. Dia adalah mantan perwira Angkatan Darat Inggris, sekarang menjadi utusan dari Kaisar di China untuk memecahkan masalah yang ada di film ini. Dia diperankan oleh Russell Crowe, si Robin Hood, dan dulunya si Gladiator. Jack Knife memiliki peran yang netral pada awal sampai pertengahan film. Crowe memerankan Knife dengan solid, maksudnya karakter yang kita tahu dari Knife semata-mata hanya berasal dari cara akting Crowe saja. 
Gimana sih, Knife ini?
Menurut gue, dia orangnya adalah gambaran dari bule-bule turis China. Cepat ramah dengan keadaan lokal, dikagumi dengan orang lokal, dan maklum dengan preman lokal. Yah minimal, dia nggak masalah karena dia memecahkan masalah dengan caranya sendiri, yaitu Pistol-Pelempar Shuriken-Pencincang-Pisau yang selalu dia bawa kemana-mana. Dia juga memiliki tingkat simpati yang lumayan terhadap tokoh Iron Fists saat mereka bertemu dan mulai berteman. Sayangnya, di tengah-tengah film yang penuh dengan adu hantam ini, Jack tidak terlihat seperti layak tarung, tapi lebih layak dikarung. Ayolah, dia, err, gendut, dibandingin dengan manusia-manusia lain di film ini. Adegan tarung dia tidak terlalu menggambarkan kemampuannya bertarung, tapi lebih ke kemampuan Russell Crowe dalam berakting. Lebih banyak ngomongnya. 
Blacksmith sendiri tidak mendapatkan banyak peran berantem dalam cerita sampai ke adegan klimaks dalam film. Yang gue sayangin adalah Iron Fists yang dia punya tidak punya gaya. Okelah, dia punya sepasang tinju besi, tapi dari semua persenjataan ngayal di film ini, Iron Fist-nya Blacksmith terlihat yang palling standar. Selama adegan-adegan dia pake begituan, itu keliatannya kayak terbuat dari batu. Kasih kilap dikit, lah! Untungnya masih bisa buat bogem orang. Dan mengingat latar belakang RZA baru dua kali akting (yang gue tahu), adegan berantem Blacksmith tidak memiliki banyak koreografi. Yah, minimal kita bisa ngeliat dua tangannya jotos orang. 

American Way of China
Apa pandangan bule terhadap China secara mainstream?
Film ini mewakili pandangan-pandangan itu. Jelas yang paling terlihat dalam film adalah adegan adu tonjoknya. Satu hal: pertentangan secara terang-terangan terhadap hukum fisika. Orang digebuk mental kemana-mana, atau yang ngegebuk itu yang terbang kemana-mana. Mikir aja sih, sejak kapan orang bisa rebahan bertumpu sama jari kaki doang? Yang udah nonton kemungkinan besar nggak ngerti blas ngerti sama maksud gue. 
Hal kedua: persenjataan dari kurang lebih semua pihak yang terlibat dalam setiap adegan adu gebuk dalam film. Ngayal abis, meskipun keliatan familier. Misalnya klan antagonis, Lion Clan. Mereka punya tongkat yang ujungnya bentuknya kayak ceker harimau. Gue sempet ngira itu alat penggaruk punggung, tapi sayangnya itu adalah senjata. Cara bunuh orang pake begituan? Ya garuk aja 'pala orang pake itu, susah amat. Dan senjata petarung lainnya, seperti X-Blade. Pemain DOTA yang nonton film ini pasti tahu satu hal: X-Blade adalah pemakai Blade Mail. Untuk yang gak, belum, atau tidak minat main, X-Blade dilihat dari baju zirah yang dia pakai. Terbuat dari pisau. Bukan berisi banyak pisau (meskipun senjata X-Blade adalah pisau, dilempar atau ditebas), tapi, ya terbuat dari pisau itu. Anggeplah dia bisa bunuh orang hanya dengan nyenggol orang doang. 
Dan pihak-pihak lain, misalnya Madame Blossom (Lucy Liu). Dia punya kipas yang ujungnya dihiasi pisau. Brass Body (Dave Bautista), punya tubuh yang bisa berubah jadi kuningan. The Gemini Killers (Andrew Lin dan Grace Huang), punya pedang pendek yang berbentuk Yin dan Yang. Bisa disatuin. Kayak puzzle piece, gitu. Ah, susah kalo belum liat. Makanya liat! Maap, kebawa suasana. 
Dan dikarenakan RZA sebagai Afro yang sangat bonafid, maka banyak adegan vulgar dan eksplisit dalam film ini. Adegan yang yah.. ngana-ngono begitu. Kadang gue nonton, dan gue mikir.. untung gue gak nonton ini di bioskop. Sama ortu gue. Kewarasan gue bisa dipertanyakan entar. 

(+) - Adegan adu jotos yang memuaskan 
     - Eksperimen film martial arts ala China dengan soundtrack Rap tidak mengecewakan. 
     - Style yang gila-gilaan dan unik, meskipun tidak benar-benar baru. \
(-) - Adegan-adegan Iron Fists tidak memuaskan. 
    - Banyaknya adegan vulgar membuat gue mempertanyakan film apa ini sesungguhnya
    - Efek darah (ya ini gak penting) yang keliatan kayak fanta abis dikocok

Conclusion: RZA yang jelas gak punya pengalaman sebagai Pak Sut tidak membuat film yang jelek. Tapi, jika disejajarkan dengan film-film setaranya, masih banyak yang harus diperbaiki. Style yang bagus dijaga, cheesiness yang jelek dibuang. Saran gue tu. 

NILAI: 76/100

Until the next post, bungs! :D






                 

No comments:

Post a Comment

SEE YA LATER SPACE COWBOY: Sebuah Update (lagi).

Hey, you. You're finally awake! You're trying to find a new post on this blog, right? Then found nothing, just like the rest of us ...