*uhuk!* *uhuk!* *HOOOOEK*
Fiuh, banyak bener debu di sini!
Ginilah ceritanya kalo lo gak ngeblog selama sebulan lebih 2 mingguan. Debu dimana-mana, jaring laba-laba udah pewe bener di situs lo, dan tentu saja, para pembaca dan penggemar setia (kek gue punya aja) yang udah nunggu saking lamanya mereka kira gue ada ketabrak truk tronton.
But nope!
So, Momo, what the hell happened for the past one month?
Sejak gue naro post terkait ending dari cerita SMA gue (SPOILER ALERT: melibatkan angka gocap), gak lama kemudian, gue jalan-jalan sama keluarga gue ke Korea Selatan. Yep, gue garis bawahin selatannya, ya kali ada orang mikir gue ada acara kumpul kebo ke rumahnya Kim Jong-Un. Sayang banget gue di sini bukan buat bahas pencarian oppa-oppa ganteng yang temen-temen gue titipin ke gue, karena itu lain lagi ceritanya.
Setelah semingguan di Korsel, gue pun dihadapkan pada acara selanjutnya: daftar ulang. Daftar ulang kemana, you might ask? Let's just say, ke sebuah universitas tertentu di Depok. Yessh, Universitas Gunadharma Indonesia. Universitas yang menghasilkan almamater gege, kece, dan prestige tingkat dewa macam Sri Mulyani, Najwa Shihab, dan... Fadli Zonk Zon.
Jujur, kadang-kadang gue gak percaya gue bisa masuk UI. Bisa dibilang, dari lima anak sekolah gue yang masuk UI, gue adalah yang paling goblok. Tengok aja, semuanya notabene punya nilai jauh di atas rata-rata dan terbilang sebagai anak-anak pinter satu sekolah. Lah gue... tau sendirilah, gocap.
Makanya, sampe sekarang gue masih mikir, apa gue sebenernya gak pernah keterima UI in the first place. Mungkin aja, setelah pihak administrasi melakukan kroscek, recap, dan blablabla terkait itulah, ternyata nama gue gak ada dalam daftar maba (mahasiswa baru). Baru setelah itu, mereka kasitau kalo gue sebenernya penumpang gelap dalam jejeran maba UI. Kalo udah kek gitu, akhirnya gue harus nyasar ke Tangerang, ke sebuah universitas tertentu yang salah satu stakeholder-nya adalah Kompas Gramedia dan isinya adalah orang macam Chandra Liow, Devina Aureel, dan Kevin Anggara. You know what I'm talking about... right?
But sampe sekarang, gue belom dapet edaran, email, ato bahkan notif LINE tentang begituan. Jadi gue emang terhitung sebagai maba UI. Kayaknya. Semoga ini bukan kekhilafan belaka. Kalo emang iya, ya gue anggep aja ini adalah kekhilafan terparah sejak kolega gue Cangyos, yang mana idupnya adalah sebuah definisi dari khilaf itu sendiri. Tobat ya, yos.
Ah, jadi kan Cangyos ini ke Jerman--
FOKUS, MO.
Dimarahin sama diri gue sendiri. Lagi. Okelah.
What's next?
Pembukaan KAMABA (Kegiatan Awal Mahasiswa Baru), yang mana fitur yang paling gue inget adalah keberadaan Jenderal Gatot Nurmantyo. Gak tau? Cek di gugel. Udah tau sekarang? Nah, itu dia yang dateng pas pembukaan kamaba kemaren. Bagi yang males buka tab baru, anggep aja beliau adalah, give or take, yang punya TNI. Yep, dia adalah Jenderal dengan pangkat tertinggi di jejeran TNI. Materinya berhubungan banget pula, sesuatu terkait dengan bela negara... proxy war... krisis SDA... ya itu dan kaum-kaumnya, lah. Doain gue gak kedatengan Kopassus gara-gara lupa beginian, ya.
OBM (Orientasi Belajar Mahasiswa) adalah agenda selanjutnya. To put it simply, di OBM ini kita diajarin cara belajar di universitas. Bisa dibilang sistem, seluk-beluk, dan birokrasi di universitas jauh beda dari pas SMA, makanya kita diajarin beginian. Pas OBM ini juga, gue ketemu temen lama dari SMP gue di Bekasi (sorry buat lo pada yang beneran ngira gue dari Malang).
Abis itu apa, ya?
Sabar, gue cek kalender dulu.
Ah ya, PSAU. Nope, bukan gue men-typo-kan 'pisau' dengan menghilangkan i-nya, tapi itu adalah singkatan dari Pengenalan Sistem Akademik Universitas. Tanya temen-temen gue, mungkin banyak yang bilang itu adalah acara tergabut satu deretan kamaba. Tanya gue however, dan gue akan menjawab sebenernya itu adalah kegiatan yang sangat berguna. Berguna untuk memberitahu kita tentang... yah... sistem akademik universitas! Sangat berguna! Mungkin bukan sekarang gunanya, tapi bakalan guna entar pas gue udah masuk!
Next in line?
Display UKM! Sayangnya gak ada presentasi mengenai usaha kecil menengah, melainkan kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh para mahasiswa. Semacam ekstrakurikuler gitu, lah. Seengaknya acara yang satu ini gak terhitung gabut segabut-gabutnya tanah gabut, karena ada display yang gege kek Taekwondo yang kerjaannya nendang papan kayu sampe patah, ato Marching Band yang entah kenapa gak dipanggil buat Upacara 17-an di Istana Merdeka kemaren. Bagus tuh, sumpah.
Selanjutnya ada yang namanya PCK (Program Cinta Kampus). Kayaknya gue gak perlu jelasin yang satu ini ya, mengingat faedah dari acara yang satu ini adalah agar kita para maba dapat mencintai kampus kita lebih dalam, mengingat kita sudah terhitung dalam civitas academica yang tinggal di dalamnya. Itu yang mereka bilang ke gue, sih. Bagi gue pribadi, acara ini adalah ajang peliburan bagi para cleaning service kampus, mengingat hari itu maba ditugaskan untuk bersih-bersih. Lumayan toh, dua hari?
And next...
the main event of all these events...
adalah OKK (Orientasi Kegiatan Kampus).
Tanpa banyak berkongkalikong ria tentang kegiatan tersebut (mengesampingkan kenyataan bahwa kita harus hadir sebelum jam 6 pagi), gue taro aja simpelnya: GUEST STARS FTW!
Gue inget orasi-orasi para Ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Fakultas, dari FISIP sampe FK. Oke, jujur, gue gak inget detil-detil isinya, tapi gue inget mereka-mereka ini berorasi untuk menggugah semangat kita, dan mengingatkan kita sebagai generasi penerus bangsa untuk berkontribusi, baik untuk fakultas, universitas, maupun negara. To be frank though, semuanya berkarisma tinggi, dan gue gak heran kalo ada salah satu dari mereka jadi Presiden entar.
Gue inget para bintang tamu. Ada mapres (mahasiswa berprestasi), ada Wempy Dyokta Koto (tanya mbah gugel jika tidak tahu) yang udah bekerja sebagai Financial Consultant berbagai perusahaan tingkat dunia, ada perwakilan dari UNICEF dan UNILEVER,
dan ada dua orang ini.
Satu adalah (ironisnya) lulusan UGM, merupakan salah satu orang terpintar di Indonesia, mantan rektor sebuah universitas (yang sayangnya bukan UI), dan tentunya, pernah jadi menteri pendidikan Indonesia,
ANIES BASWEDAN.
Sedangkan yang satunya lagi adalah anak dari seorang cendekiawan muslim ternama, mantan jurnalis Metro TV yang tenar gara-gara laporannya terhadap bencana tsunami 2004, dan sekarang adalah host dari talk show (yang menurut gue) selevel Ellen DeGeneres-nya Indonesia,
NAJWA SHIHAB.
Seriusan, ni dua orang mampir ke kampus gue.
Oke, mungkin ada sedikit kekhilafan dalam menyatakan Najwa selevel sama Ellen, karena menurut gue Ellen lebih ke arah lifestyle, sedangkan Najwa lebih sering ke arah isu-isu sosial yang 'kena' banget. Meskipun itu, gue ngerasa dua-duanya punya kesamaan, yaitu gaya Najwa dan Ellen yang frontal dan menyentil bahkan terhadap bintang tamu mereka sendiri.
Najwa sampe duluan, dan yang bikin gue kaget, adalah dia nyampe dengan menggunakan jaket kuning. Yep, jaket kuning trademark UI, yang dibangga-banggakan oleh para almamater, dari yang cum laude sampe yang DO. Tentu saja, Najwa gak mungkin jalan-jalan pake jaket kuning tersebut kalo dia bukan almamater UI (lagian, dia mau minjem dari siapa?).
Jelas aja, pas dia udah naik ke podium yang letaknya di antara banyaknya maba yang sedang duduk di lantai, pada histeris lah para penonton.
Anies masuk gak lama kemudian, dan beda dengan Najwa yang masuk dari belakang, dia ini masuk dari samping (penting banget,ya?). Beda juga dengan Najwa yang membangga-banggakan jaket almamaternya, Anies masuk pake... batik. Gue kira dia sekalian pake juga jaket almamater abu-abu UGM, buat ngadu almamater sama si Najwa ini. But no.
Tentu saja, setelah Najwa dan Anies duduk, basa-basi segala macem, gue paling inget salah satu kalimat pertama yang diucapkan Najwa ke Anies:
"Mohon maaf Mas Anies, tetapi bagi saya, UI masih lebih bagus dari UGM."
1) Yah, gue hampir menduga hal semacam ini kalo udah melibatkan seorang Najwa Shihab.
2) Disambut dengan sorakan satu Balairung.
3) Anies gak melakukan serangan balik dalam bentuk apapun. Beralasan banget, karena anak sulung Anies, Mutiara Baswedan, gak kuliah di UGM. That's right, dia masuk UI, dan dia seangkatan sama gue. Pas momen ini terjadi, mikir apa ya dia?
And so begins sebuah episode Mata Najwa yang gak pernah masuk TV di Balairung Universitas Indonesia. Isinya adalah Najwa yang berbagi pengalaman dia pas di UI, memberikan motivasi dan tips-tips untuk para maba. Anies yang notabene adalah salah satu orang terpintar di Indonesia juga berbagi pengalaman dan wejangan bagi maba UI yang sedang mantengin mereka berdua. Mantengin dan snapchat-in, tentunya.
Of course, layaknya sebuah episode Mata Najwa beneran, ada sesi tanya jawab. Ada aja tuh, yang grogi tingkat tulen pas dikasih mic buat nanya. Alhasil, mic tu cewek gak bunyi pas dia ngomong. Anies yang kebetulan berdiri deket dia langsung nyodorin mic-nya sendiri ke si cewek itu. Meledaklah satu balairung. Lagi.
Sayang banget gue gak bisa naro pertanyaan-pertanyaan macam apa aja yang ditanyain ke dua orang itu, mengingat ingatan gue yang saking parahnya cuman bisa dikalahin sama Dory.
Eh, tadi sampe mana?
Sesi dua orang tersebut selesai gak terlalu lama kemudian. Secara keseluruhan sih, mereka berdialog selama kurang lebih satu jam. Anehnya, gue gak ngerasa mereka ngomong ada satu jam. Berasa cepet, gitu.
Udah selesai, mereka ke panggung mini (sori, gue gak tau istilahnya) yang terletak di tengah Balairung buat foto. Anggepannya, selfie bareng angkatan gue.
Sayangnya, gue duduk di tribun atas, dan posisi mereka berdua adalah di tribun bawah. Kecuali mereka pake drone buat foto (yang sayangnya mereka gak pake), gue sih gak bakal keliatan. Bukan 'bakal' lagi sih, emang akhirnya gue gak keliatan. Gue aja gak tau keliatan atau gak.
Tapi no problem lah. Seenggaknya gue bisa ketemu (elah, kek papasan aja) mereka secara langsung, gak cuman di TV doang.
Sorenya di hari kedua, kita diiring ke lapangan, buat bikin konfigurasi RI. Bukan cuman tulisannya doang, tapi udah nyampe ngebentukin peta Indonesia itu sendiri. Personil dalam pembentukan konfigurasi ini adalah semua maba. Yep, kurang lebih 7300 orang terlibat dalam konfigurasi ini. Belum lagi para senior panitia yang ngatur sana-sini.
Setelah selesai, kita pun pulang, dan seminggu kedepannya, kita dihadapkan dengan yang disebut dengan PSAF (Pengenalan Sistem Akademik Fakultas). Simply put, ospek fakultas. Ini lain lagi ceritanya, dan (entah sayangnya atau untungnya) gue bakal taro di post yang terpisah pula. Saking banyaknya yang bisa diceritain.
Pas gue mulai nulis ini, PSAF udah kelar, dan tanggal menunjukkan tanggal 22 Agustus 2016.
Pas gue udah sampai di bagian yang gue lagi tulis sekarang (iya, bagian yang rada bawah ini), udah nyampe tanggal 24 Agustus 2016. Bukan karena gue nulisnya lama, tapi emang ada aja momen-momen mager dimana gue gak nulis dalam bentuk apapun. Itu, dan gue emang nulisnya lama.
Dan itulah, kisah sebulanan gue, apa aja yang gue lakukan, apa aja yang terjadi, dan apa aja yang melibatkan gue di dalamnya.
Entah bagaimana kisah gue selanjutnya, tapi doain aja gue gak kelamaan perginya. Atau doain gue gak balik lagi ke sini. Either way, doain gue. Ato gak usah juga gak papa, sih.
In other words for my college years,
here
we
go
again.
(kek tagline-nya Suicide Squad ye, hehe)
Until the next post, bungs! :D
Abis itu apa, ya?
Sabar, gue cek kalender dulu.
Ah ya, PSAU. Nope, bukan gue men-typo-kan 'pisau' dengan menghilangkan i-nya, tapi itu adalah singkatan dari Pengenalan Sistem Akademik Universitas. Tanya temen-temen gue, mungkin banyak yang bilang itu adalah acara tergabut satu deretan kamaba. Tanya gue however, dan gue akan menjawab sebenernya itu adalah kegiatan yang sangat berguna. Berguna untuk memberitahu kita tentang... yah... sistem akademik universitas! Sangat berguna! Mungkin bukan sekarang gunanya, tapi bakalan guna entar pas gue udah masuk!
Next in line?
Display UKM! Sayangnya gak ada presentasi mengenai usaha kecil menengah, melainkan kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh para mahasiswa. Semacam ekstrakurikuler gitu, lah. Seengaknya acara yang satu ini gak terhitung gabut segabut-gabutnya tanah gabut, karena ada display yang gege kek Taekwondo yang kerjaannya nendang papan kayu sampe patah, ato Marching Band yang entah kenapa gak dipanggil buat Upacara 17-an di Istana Merdeka kemaren. Bagus tuh, sumpah.
Selanjutnya ada yang namanya PCK (Program Cinta Kampus). Kayaknya gue gak perlu jelasin yang satu ini ya, mengingat faedah dari acara yang satu ini adalah agar kita para maba dapat mencintai kampus kita lebih dalam, mengingat kita sudah terhitung dalam civitas academica yang tinggal di dalamnya. Itu yang mereka bilang ke gue, sih. Bagi gue pribadi, acara ini adalah ajang peliburan bagi para cleaning service kampus, mengingat hari itu maba ditugaskan untuk bersih-bersih. Lumayan toh, dua hari?
And next...
the main event of all these events...
adalah OKK (Orientasi Kegiatan Kampus).
Tanpa banyak berkongkalikong ria tentang kegiatan tersebut (mengesampingkan kenyataan bahwa kita harus hadir sebelum jam 6 pagi), gue taro aja simpelnya: GUEST STARS FTW!
Gue inget orasi-orasi para Ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Fakultas, dari FISIP sampe FK. Oke, jujur, gue gak inget detil-detil isinya, tapi gue inget mereka-mereka ini berorasi untuk menggugah semangat kita, dan mengingatkan kita sebagai generasi penerus bangsa untuk berkontribusi, baik untuk fakultas, universitas, maupun negara. To be frank though, semuanya berkarisma tinggi, dan gue gak heran kalo ada salah satu dari mereka jadi Presiden entar.
Gue inget para bintang tamu. Ada mapres (mahasiswa berprestasi), ada Wempy Dyokta Koto (tanya mbah gugel jika tidak tahu) yang udah bekerja sebagai Financial Consultant berbagai perusahaan tingkat dunia, ada perwakilan dari UNICEF dan UNILEVER,
dan ada dua orang ini.
Satu adalah (ironisnya) lulusan UGM, merupakan salah satu orang terpintar di Indonesia, mantan rektor sebuah universitas (yang sayangnya bukan UI), dan tentunya, pernah jadi menteri pendidikan Indonesia,
ANIES BASWEDAN.
Sedangkan yang satunya lagi adalah anak dari seorang cendekiawan muslim ternama, mantan jurnalis Metro TV yang tenar gara-gara laporannya terhadap bencana tsunami 2004, dan sekarang adalah host dari talk show (yang menurut gue) selevel Ellen DeGeneres-nya Indonesia,
NAJWA SHIHAB.
Seriusan, ni dua orang mampir ke kampus gue.
Oke, mungkin ada sedikit kekhilafan dalam menyatakan Najwa selevel sama Ellen, karena menurut gue Ellen lebih ke arah lifestyle, sedangkan Najwa lebih sering ke arah isu-isu sosial yang 'kena' banget. Meskipun itu, gue ngerasa dua-duanya punya kesamaan, yaitu gaya Najwa dan Ellen yang frontal dan menyentil bahkan terhadap bintang tamu mereka sendiri.
Najwa sampe duluan, dan yang bikin gue kaget, adalah dia nyampe dengan menggunakan jaket kuning. Yep, jaket kuning trademark UI, yang dibangga-banggakan oleh para almamater, dari yang cum laude sampe yang DO. Tentu saja, Najwa gak mungkin jalan-jalan pake jaket kuning tersebut kalo dia bukan almamater UI (lagian, dia mau minjem dari siapa?).
Jelas aja, pas dia udah naik ke podium yang letaknya di antara banyaknya maba yang sedang duduk di lantai, pada histeris lah para penonton.
Anies masuk gak lama kemudian, dan beda dengan Najwa yang masuk dari belakang, dia ini masuk dari samping (penting banget,ya?). Beda juga dengan Najwa yang membangga-banggakan jaket almamaternya, Anies masuk pake... batik. Gue kira dia sekalian pake juga jaket almamater abu-abu UGM, buat ngadu almamater sama si Najwa ini. But no.
Tentu saja, setelah Najwa dan Anies duduk, basa-basi segala macem, gue paling inget salah satu kalimat pertama yang diucapkan Najwa ke Anies:
"Mohon maaf Mas Anies, tetapi bagi saya, UI masih lebih bagus dari UGM."
1) Yah, gue hampir menduga hal semacam ini kalo udah melibatkan seorang Najwa Shihab.
2) Disambut dengan sorakan satu Balairung.
3) Anies gak melakukan serangan balik dalam bentuk apapun. Beralasan banget, karena anak sulung Anies, Mutiara Baswedan, gak kuliah di UGM. That's right, dia masuk UI, dan dia seangkatan sama gue. Pas momen ini terjadi, mikir apa ya dia?
And so begins sebuah episode Mata Najwa yang gak pernah masuk TV di Balairung Universitas Indonesia. Isinya adalah Najwa yang berbagi pengalaman dia pas di UI, memberikan motivasi dan tips-tips untuk para maba. Anies yang notabene adalah salah satu orang terpintar di Indonesia juga berbagi pengalaman dan wejangan bagi maba UI yang sedang mantengin mereka berdua. Mantengin dan snapchat-in, tentunya.
Of course, layaknya sebuah episode Mata Najwa beneran, ada sesi tanya jawab. Ada aja tuh, yang grogi tingkat tulen pas dikasih mic buat nanya. Alhasil, mic tu cewek gak bunyi pas dia ngomong. Anies yang kebetulan berdiri deket dia langsung nyodorin mic-nya sendiri ke si cewek itu. Meledaklah satu balairung. Lagi.
Sayang banget gue gak bisa naro pertanyaan-pertanyaan macam apa aja yang ditanyain ke dua orang itu, mengingat ingatan gue yang saking parahnya cuman bisa dikalahin sama Dory.
Eh, tadi sampe mana?
Sesi dua orang tersebut selesai gak terlalu lama kemudian. Secara keseluruhan sih, mereka berdialog selama kurang lebih satu jam. Anehnya, gue gak ngerasa mereka ngomong ada satu jam. Berasa cepet, gitu.
Udah selesai, mereka ke panggung mini (sori, gue gak tau istilahnya) yang terletak di tengah Balairung buat foto. Anggepannya, selfie bareng angkatan gue.
Sayangnya, gue duduk di tribun atas, dan posisi mereka berdua adalah di tribun bawah. Kecuali mereka pake drone buat foto (yang sayangnya mereka gak pake), gue sih gak bakal keliatan. Bukan 'bakal' lagi sih, emang akhirnya gue gak keliatan. Gue aja gak tau keliatan atau gak.
Tapi no problem lah. Seenggaknya gue bisa ketemu (elah, kek papasan aja) mereka secara langsung, gak cuman di TV doang.
Sorenya di hari kedua, kita diiring ke lapangan, buat bikin konfigurasi RI. Bukan cuman tulisannya doang, tapi udah nyampe ngebentukin peta Indonesia itu sendiri. Personil dalam pembentukan konfigurasi ini adalah semua maba. Yep, kurang lebih 7300 orang terlibat dalam konfigurasi ini. Belum lagi para senior panitia yang ngatur sana-sini.
Setelah selesai, kita pun pulang, dan seminggu kedepannya, kita dihadapkan dengan yang disebut dengan PSAF (Pengenalan Sistem Akademik Fakultas). Simply put, ospek fakultas. Ini lain lagi ceritanya, dan (entah sayangnya atau untungnya) gue bakal taro di post yang terpisah pula. Saking banyaknya yang bisa diceritain.
Pas gue mulai nulis ini, PSAF udah kelar, dan tanggal menunjukkan tanggal 22 Agustus 2016.
Pas gue udah sampai di bagian yang gue lagi tulis sekarang (iya, bagian yang rada bawah ini), udah nyampe tanggal 24 Agustus 2016. Bukan karena gue nulisnya lama, tapi emang ada aja momen-momen mager dimana gue gak nulis dalam bentuk apapun. Itu, dan gue emang nulisnya lama.
Dan itulah, kisah sebulanan gue, apa aja yang gue lakukan, apa aja yang terjadi, dan apa aja yang melibatkan gue di dalamnya.
Entah bagaimana kisah gue selanjutnya, tapi doain aja gue gak kelamaan perginya. Atau doain gue gak balik lagi ke sini. Either way, doain gue. Ato gak usah juga gak papa, sih.
In other words for my college years,
here
we
go
again.
(kek tagline-nya Suicide Squad ye, hehe)
Until the next post, bungs! :D
Pindah sini ya mo blognya. Baru tau iseng2 buka
ReplyDeleteyoii to sering-sering dateng yee wkwkwk
Deleteya sering2 diupdate jg dong
Deletebonus rollingan di bagikan hari ini yaa boss ^^
ReplyDeletebonus mulai di bagikan pada pukul 12.00 wib yaa boss ^^
untuk bonus rollingan paling lambat masuk ke user id boss pada pukul 13.00 Wib yaa boss :)