Sama seperti kebanyakan game yang gue mainin, kebanyakan adalah game yang telat main. Dalam arti lain, gue main game yang udah lama dirilis, tapi baru gue sentuh sekitaran 2014. Dan dalam hal ini, Far Cry 3: Blood Dragon (keselanjutnya bakal gue sebut dengan istilah BD), yang dirilis pada tahun 2013. Dengan game ini yang menyandang judul Far Cry 3, pastinya kebanyakan kaum gamer akan mengira kuatnya hubungan antara game ini dengan keluaran 2012, Far Cry 3 (salah satu game tergreget yang gue mainin, ngomong-ngomong..). Namun, kedua game hampir tidak berhubungan antara lain, dalam hal cerita, lokasi, tokoh-tokoh, bahkan tema yang dibawakan. Namun suatu hal tetap pasti, sodara-sodara: BD bukanlah DLC terhadap Far Cry 3 (ngek), melainkan sebuah standalone expansion. Versi gampangnya, kayak game-game Far Cry yang judulnya berangka.
Dan gue liat dari berbagai review, meskipun game secara keseluruhan berbeda jauh, namun mampu membawakan kualitas yang tidak kalah dari game Far Cry 3.
- IGN: 8/10
- Gamespot: 8,5/10
- AngryJoeShow: Tidak direview, namun masuk Top 10 Best Games of 2013.
Apakah benar game ini layak mendapatkan nilai yang mumpuni?
#1: CERITA
Dan tentunya nggak ada yang namanya Jason Brody (wooooo nama gue mennn) di game ini, apalagi Vaas Bunga, atau bahkan Citra si cewe-yang-******-ama-lu-tapi-tetep-aja-jelek. Dari segi cerita, BD memberikan sebuah kisah yang banyak ditemukan pada jamannya pilem-pilem (baca: film) action tahun 80-an dimana tokoh utama adalah seseorang yang betul-betul jago dan musuh yang dihadapi betul-betul tidak jago (kecuali rajanya). Simpel aja: kita, Sgt. Rex Power Colt adalah tentara yang diberikan kekuatan dan anggota tubuh layaknya cyborg. Dan kita dikirim ke sebuah pulau untuk mengalahkan (baca: mencabut nyawa) seorang perwira yang membelot. Dianya ini dulu atasan kita. Klise, karena nggak banyak kejutan dan tidak ada perkembangan yang menarik dalam cerita, yang ada kita tambah kuat dan dia tambah cemen. Tapi ayolah, 'mangnya lu disini buat cerita?
#2: GAMEPLAY
Dalam pendapat gue, BD merupakan semacam transisi dari Far Cry 3 ke Far Cry 4. Contoh yang paling mencolok adalah tampilan health bar (baca: darah). Dulunya berbentuk bulatan yang melingkari mini-map. Sekarang hanya berbentuk bar macam display batere di hape gue dan lo. Hanya saja, makin tebel darah lo, makin banyak pula bar-nya. Kayak DOTA 2 begitulah.
Banyak sekali unsur yang hilang dari Far Cry 3. Misalnya skinning dan crafting (baca: bacok binatang buat diambil kulitnya biar bisa bikin kantong peluru) dihilangkan, dan binatang disini dibunuh sebagai collectible (baca: hobi). Senjata juga banyak yang dihilangkan. Sekarang, hanya ada satu senjata untuk masing-masing kategori senjata, itupun ada kategori yang hilang juga. Kecuali untuk kategori special (baca: senjata greget). Disitu ada empat senjata. Jujur, banyak sekali unsur yang dihilangkan atau dikurangi dari game yang asli. Biasanya klo ini game yang sebesar Far Cry 3 dan kaum-kaumnya, gue bakalan dongkol. Tapi mikir lagi, ini bukan adalah expansion. Tambahan. Perluasan. Bedanya adalah tidak berada dalam dunia yang terdapat dalam Far Cry 3.
Apa arti dari Blood Dragon itu sesungguhnya? Kayak, buat apa lu taro di judul? Biar keliatan dan kedengeran keren? Jangan salah, Blood Dragon adalah satwa liar yang terdapat dalam game. Dia.. ya bentuknya kayak namanya, naga-nagabonar gitu. Tapi sangat tebel, sakit, cepet, dan rese' sampe-sampe klo kita deket-deket dia langsung ada kotak darah dia buat ngasitau klo dia ada di deket lu. Apakah dia bener-bener harus kita hajar? Ya gue pribadi gak menyarankan buat coba-coba sampe gamenya tamat. Sebelum itu, susah ngebunuhnya. Ngincer weak point-nya aja setengah mati. Maklum, gue gak pro. Biar dia minimal ada guna dikit, lu bisa umpanin dia ke musuh-musuh lu. Trus. MAKAN TUH BLOOD DRAGON! Musuh-musuh lu yang ada di deket dia bakal dimakanin sama dia. Dan, seperti yg gua bilang sebelumnya, tebel banget. Satu kampung musuh bisa lu bersihin pake kurang lebih dua Blood Dragon doang. Umpan? Selain loot (baca: meng-klepto) musuh yang mati, lu bersamaan juga bakal cabut jantung mereka. Dan Blood Dragon tertarik pada jantung itu.
Musuh? Kurang lebih tipe-tipe musuh yang sama dengan Far Cry 3 dengan kostum yang berbeda. Bahkan goblok-pinternya pun kadang-kadang sama. Ada si gendut (heavy gunner) yang tebel, ada si kurus (molotov, butcher) yang tipis, ada si sedeng-sedeng yang cocok jadi samsak tinju, ada si rese' (sniper) yang ngejadiin gue samsak tinju.
Disini gue harus ngegarisbawahin sesuatu. Style yang terdapat dalam Blood Dragon bener-bener mantep, dah. Klo Rex level up, dia langsung bentuk tangannya jadi tanda metal. Klo lu usaha nyerang tapi gk ada orang satu pun, dia bakalan ngasih jari tengah, dan keliatan di layar komputer lu. Di Far Cry 3 (bagi yang merasa familiar), biasanya takedown bisa lempar pisau. Disini dia lempar shuriken. Dia megang senjata aja udh gereget. Klo ada bunuh orang, kadang-kadang dia buat komentar yang berhubungan dengan kematian orang itu yang sangat disayangkan. Gile lu ndrooo!!!
Gamenya terbilang singkat, apalagi klo dibandingin dengan Far Cry 3. Dua hari (masing-masing empat jam main) udh kelar ceritanya. Tambah satu jam lagi, udh kelar semua markas musuhnya. Sayangnya gue gk nyempetin ngumpulin harta karun sih. Gue yakin, nyari harta karun itu bakalan ngasih lu dua jam tambahan. Total (menurut perkiraan gue) adalah 11 (sebelas) jam. Mungkin lu gk ngerasa sepanjang dan sedalam Far Cry 3, tapi jujur, untuk sebuah standalone expansion, ini mah udah bagus.
NILAI: 83/100
(+)
- Style yang asik dan gege
- Tokoh utama yang lucu
- Kesan retro yang dibawakan dengan sangat baik
(-)
- Banyak unsur bagus Far Cry 3 yang dihilangkan
- Agak sedikit terlalu singkat
- Musuh dasarnya adalah sama dengan Far Cry 3
Until the next post, bungs!
No comments:
Post a Comment